Kamis, 13 September 2012

Jumat Jersey


Ketika di kantor lain setiap hari Jumat karyawannya disarankan memakai pakaian batik, entah siapa yang memulai, di kantor saya yang merupakan salah satu TV nasional malah memakai Jersey klub sepak bola kebanggaan. Hmmmm unik ya? 

Bukannya gak menghargai budaya bangsa sih, cuma ya jadinya lucu aja. Semacam “perang” sepak bola dunia ada di lingkup newsroom yang luasnya gak seberapa. Jersey atau kostum bola tim di seluruh dunia, baik dari Liga Inggris,Liga Italia, Liga Jerman, Liga Spanyol dan gak lupal Liga Indonesia juga termasuk doonngg. 

Nah kalau sudah pakai Jersey kebanggaan, abis itu biasanya foto-foto deh, sambil sesekali “kata-kataan” mengunggulkan tim kesayangaan disbanding tim lainnya. Suasana kantor? Seruuu pastinya. Bahkan saking hebohnya kantor saya, newsroom dua TV yang masih satu grup juga beberapa karyawannya ikut memakai Jersey lho. Jadi hits banget deh masalah Jumat Jersey ini, hehehe..

Gimana dengan saya? Pasti berpartisipasi sih. Cuma memang, tim kebanggaan saya Cuma satu, Intermilan aja. Jadi yaaaa….ga bisa sering-sering pake Jersey deh, soalnya dari dua kostum yang saya punya, dua-duanya kostum “home”. Kalo tiap minggu pake terus, disangka ga ganti baju lagi, wkwkwk. 

Hmmm, tapi gara-gara Jumat Jersey ini, saya jadi termotivasi buat ngumpulin Jersey Intermilan deh setiap musimnya. Kalo musim ini kostum “away” nya berwarna merah, sepertinya saya langsung pengen cari toko terdekat buat memesan satu Jersey Intermilan. Hehehe..

Kamis, 23 Agustus 2012

Satu Bulan Satu Minggu (Lagiiiiiiiiiiiii.............) *setengah berteriak

Ini benar-benar lagi menghitung hari menuju tanggal kramaaaatt, Minggu 30 September 2012! Apa yang gw rasain sekarang? Campur aduuuukk.

See?
Ditilik sejak 6 bulan yang lalu, sesaat setelah lamaran, rasanya dari Maret menuju September itu lamaaaaa banget. Tapi sekarang. Weelll,,udah tinggal satu bulan lebih satu minggu lagi. Rasanya? Aduuuuhh, kok cepet banget ya? Belom siap ini-itu. PR-nya masih banyak banget deh rasanya. Belom bisa nyuci bajulah, belom bisa masaklah, belom bisa bangun pagilah, masih 'blangsakan' jadi istri orang, belom lagi masalah keuangan. Prasaan belom juga ngumpulin uang yang cukup buat perbekalan hidup berdua, tiba-tiba udah mo resmi ajaaahh. Gimana iniiiiiii....

But in the other side, ga boong juga sih kalo emang pengen buru-buru. Biar ga kelamaan nih peningnya mikirin ini-itu. Biar ada juga tuh temen sharing hidup sehari-hari (meski kayaknya ga semanis yang dibayangin sih katanya). Dan kalo mo ngomongin agama, biar ga lama-lama 'berdosa', hehehhehe....

Ya ya yaaa...tapi mau cepet kek ato mau lambat kek, semuanya kudu ngelewatin proses ini. Ga seru kayaknya kalo ga nikmatin stres-stresnya nyiapin segala-galanya. Tapi yaaaa....rasanya pengen udahan deh, buruan gitu SAH-nya. Hihihihi.

Bismillahirrahmanirrahim :)

Rabu, 08 Agustus 2012

Basa Sunda

Beberapa hari yang lalu saya seharian taping di Bogor tentang olahan kurma. Bakpia kurma dan sari kurma. Hmmmm....tapi bukan soal tema liputan saya sih yang mau dibicarakan. Tapi masalah lainnya, yaitu basa sunda yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Bahasa Sunda, hehehehe. Beda tipis :) yaaa, maklum saja, hampir seharian saya mendengar dialog dengan basa sunda.

Saya bukan berasal dari suku sunda atau daerah Jawa Barat. Tapi entah kenapa dari kecil selalu suka dengan bahasa sunda. Lebih tepatnya mungkin seneng mendengar orang lain berbicara bahasa sunda. Kedengerannya lucu gitu. Bersahabat, akrab, ramah, tapi ada aksen gaulnya. Hehehe. Dan keinginan saya untuk bisa mengerti bahasa sunda terjadi pas pada akhirnya saya berkuliah di universitas di kota Bandung. Itupun setelah kurang lebih tiga tahun kuliah disana. Masa-masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang terletak di Purwakarta 'memaksa' saya untuk mengerti basa sunda. Dan tentu saja saya mensyukuri anugerah itu.

Hampir dua bulan KKN di Purwakarta, oleh-olehnya saya paham dan bisa sedikit-sedikit berbahasa sunda (meski kebiasaan saya sebatas basa sunda kasar ala anak muda). Saya yang ketika itu memang ingin mengerti basa sunda pergaulan, sangat senang. Pulang KKN, basa sunda ala-ala pergaulan anak muda kota Bandung, sudah semakin lancar. Teman-teman yang awalnya hanya dari Jakarta dan sekitarnya, kala itu mulai banyak yang berasal dari Bandung. Semakin banyak pula lelucon-lelucon khas sunda yang saya bisa.

Tapi peribahasa 'bisa karena biasa' memang benar terjadi. Saya yang semula mulai lancar berbahasa sunda, ketika akhirnya lulus kuliah, meninggalkan kota Bandung dan kembali ke Jakarta, lambat laun kosa kata basa sunda saya bukannya menambah. Tapi mandek. Sedih? Iya sih. Tapi apa daya? Seiring pertemanan yang semakin ke-jakarta-jakarta-an, kosa kata basa sunda semakin memudar. Meski sesekali basa sunda masih terdengar di sela-sela perbincangan.

Aaaaahh, berbicara soal taping hari ini yang banyak mendengar basa sunda berhasil memaksa ingatan saya kembali ke masa-masa 'belajar' berbahasa sunda. Yaaahh, meski bukan orang sunda, gak ada salahnya kan mencintai bahasa suku lain. Toh masih sama-sama budaya Indonesia? :)

Rabu, 25 Juli 2012

Bahagia itu Sederhana

Kalo ditanya cita-cita saya apa, jawaban saya setelah menginjak SMA adalah pengen jadi wartawan. Kalo ditanya kenapa? Hmmm...ga tau. Mungkin dengan jadi wartawan bs memenuhi hasrat saya untuk tau beragam orang dengan beraneka profesi. Dari penyapu jalanan, tukang becak, wirausahawan, pengamat, sampai pejabat negara.

Selepas SMA, dari jaman-jamannya milih-milih jurusan untuk nanti kuliah, tujuannya cuma jurusan komunikasi atau jurnalistik. Dan hasrat menjadi seorang wartawan pun semakin menggila setelah akhirnya berhasil kuliah di kampuas impian. Jurusan Jurnalistik, Universitas Padjadjaran.

Lima tahun tiga bulan duduk di bangku kuliah, saat luluspun gak pernah terbesit untuk memiliki pekerjaan selain wartawan. Semua lamaran ke beragam media cetak, online dan elektronik saya coba. Dan alhamdulillah. Ga perlu nunggu lama, cita-cita saya terkabul dan nama saya tercatat sebagai salah satu wartawan disana. Bahagia? Pasti. Saya senang, orang tua senang, keluarga senang. And I'm happy doing this job.

Dua tahun bekerja disini, masih ga pernah kepikiran untuk beralih profesi lain. Rasanya, meski tanggung jawab berat, disinilah kebahagiaan batin yang sangat saya nikmati.

Hingga sampai pada putusan itu. Meski belum putusan final, tp dua orang yang sangat saya sayangi dan cintai sangat menginginkan saya beralih profesi. Dari yang mulanya hanya iseng belaka, berniat diam-diam dan ga memberitahu mereka, sampai akhirnya memberitahu dan didukung sepenuhnya sama mereka. Sangat didukung!

Meski belum putusan final, tapi melihat dukungan mereka, dua laki-laki yang sangat saya cintai, membuat hati ini luluh. Apalah arti mencintai profesi kalau toh diri ini bisa membahagiakan orang-orang yang saya cintai dengan profesi lain? Meski mereka tidak membenci profesi saya, tapi dukungan mereka agar saya beralih profesi lebih karena ingin melihat masa depan saya (dan masa depan keluarga saya nanti) cerah, masa tua terjamin, dan lain-lain. Yaah, saya tahu, semua ini demi kebaikan saya.

Insyaallah, dukungan mereka adalah semangat dan masa depan saya. Apapun profesinya, dukungan dan doa mereka, akan menjadi berkah untuk saya. Gak ada salahnya kan mencoba? Bismillahirrohmanirrohim.

Well, bahagia itu sederhana, kan? 

Kamis, 05 Juli 2012

SIKAP

beberapa kali saya dilibatkan pada curhatan teman tentang kebingungannya. lagi-lagi memang karena percintaan mereka. tapi lagi-lagi juga semua itu karena mereka tidak punya sikap. atau takut bersikap. yang ujung-ujungnya pasti bikin mereka bingung dan jatohnya sih membuat diri mereka melupakan bahwa perasaan mereka juga butuh dihargai. 



saya juga bukan orang yang mudah untuk memutuskan suatu perkara. tapi sepertinya, perihal berada di sebuah persimpangan itu pernah saya alami. bimbang untuk memilih si A atau si B dalam kurun beberapa waktu, pastinya bikin galau. sampai pada akhirnya diharuskan untuk bersikap. memilih si A dan tidak berbaik hati lagi pada si B, bukan karena saya jahat. tapi lebih karena perasaan si A butuh dihargai, perasaan si B butuh dihargai. dan terlebih perasaan saya, lebih butuh dihargai. 




setelah bersikap pun tidak seketika semuanya selesai. selanjutnya menurut saya adalah berkomitmen dalam putusan. ini juga untuk kebaikan diri sendiri. dan syukur-syukur membawa dampak pada kebaikan diri seseorang. 




ya ya yaa....
bahasan sikap memang bukan bahasan yang enak dibicarakan. tapi paling tidak, ga ada salahnya mulai memiliki sikap dan berkomitmen memegang teguh akan sikap yang telah dipilih. bukan untuk siapa, tapi ya untuk si saya. 




Selasa, 12 Juni 2012

erasing something don't change anything

I was opened my computer on sunday evening. And I looked one folder, named: yihaa, which is full of picture of me and him (my ex-boyfriend). And suddenly I have a butterfly in my stomach. Dilema. Should I erase this folder or not?

And I took for a moment. A few minutes of thingking. Do I have to erase? Do I cheat my fiancee if I keep this folder? Looked that folder of picture. Looked my cellphone, looked my fiancee deeply. And I was made a decision. I will not erase it.

It was part of my past. It was part of my memories. Those pictures just a photo, which taken by my history. And those pictures don't be my future.

And I closed that folder. Closed my computer. And also closed that stories. It just my simple-perfect-memories. It won't be my greatest-perfect-memories.


- me-